Pertanyaan ini sering dilontarkan oleh banyak dari
mahasiswa yang sedang dilanda cinta. Bahkan sebagian dari mereka, menganggap kalimat
itu adalah sebuah pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu untuk dijawab. Mengapa
demikian, karena kalimat pertanyaan tersebut hanyalah merupakan sebuah
pencarian dukungan dan pembenaran atas apa yang sudah mereka alami. Biasanya
mereka mempertanyakan hal tersebut setelah mereka menjalin hubungan cinta
dengan pacarannya. Lalu karena merasa takut dimarahi oleh orangtua maka
muncullah pertanyaan tersebut. Betul gak girls? Atau jangan-jangan kamu sendiri
yang ngalami? Hehehe... Kita memang tidak pernah tau kapan cinta itu datang.
Jadi, bagi kamu yang saat ini sedang merasakan cinta, mungkin admin akan coba
menjawab pertanyaan klise ini.
Pada dasarnya, disaat wanita sudah mencapai usia akil
balik, yaitu kisaran umur 17 tahun, maka disaat itulah wanita akan lebih
mengenal dirinya dan juga mengenal keberadaan mahluk lain yang berbeda dari
dirinya yaitu pria. Pada masa-masa ini, pria adalah mahluk indah sekaligus mengagumkan
bagi kaum wanita. Perasaan inilah yang memberikan dorongan kuat bagi para wanita
untuk ingin lebih mengenal sosok pria tersebut. Maka, manakala ada seorang pria
yang juga mengalami pandangan yang sama terhadap wanita, bagai gayung bersambut
mereka akan saling mendekatkan diri untuk lebih saling mengenal satu sama lain.
Peristiwa inilah yang biasa disebut dengan pacaran. Kita tidak akan pernah bisa
untuk menolak hal ini. Bahkan orangtua sekalipun tidak akan pernah bisa,
mungkin juga tidak punya hak untuk melarang proses alami yang sedang terjadi
pada anak-anaknya ini. Maka yang bisa dilakukan oleh para orangtua adalah
memberikan arahan dan tuntunan agar anak-anaknya tersebut menjalani proses
alami ini dengan sebaik mungkin.
Lalu bagaimana kita menyikapi proses alami ini? Kembali
lagi bahwa sebuah guideline atau tuntunan yang baik sangat diperlukan dalam hal
ini. Orangtua harus mampu memberikan tuntunan dan anak harus mampu menyerap dan
menerapkan tuntunan orangtua. Itulah bekal kita yang dalam hal ini adalah
sebagai pelaku dalam peristiwa alami ini. Maka perpaduan bekal tuntunan dan
kedewasaan kitalah yang akan menentukan bagaimana proses alami ini akan
terjadi.
Mungkin banyak sekali oangtua yang masih melarang
anak-anaknya untuk berpacaran saat masih SMA. Hal ini sangat wajar dan bisa
dimengerti. Karena di usia anak SMA, tingkat emosi dan eksplorasinya masihlah
sangat tinggi. Hal yang terjadi bila kita berpacaran di saat SMA adalah sebuah
bentuk eksklusifitas yang membuat kamu dan pacar kamu akan selalu berdua,
menganggap semua nya milik berdua. Akibatnya, lupa belajar, tidak
bersosialisasi dengan teman dan sebagainya. Dan hal ini tentunya akan sangat
mempengaruhi proses perjalanan hidup kalian dimasa mendatang.
Lalu bagaimana jika kita pacaran saat kuliah? Tentunya
dari sisi umur, masa kuliah adalah masa dimasa kita sudah mengalami proses
pendewasaan diri, sehingga kemampuan
mengontrol emosi dan berpikir secara nalar akan lebih bisa dilakukan. Jadi
gimana dong, boleh gak pacaran saat kuliah?
Kembali lagi kepada bagaimana kita menyikapinya. Tentu
saja, dimasa ini kamu sudah bukan anak SMA lagi dong, yang belum berpikir
secara nalar dan pinginnya berdua-dua terus sama pacar kamu. Maka kemampuan
logika berpikir kamu sangat diperlukan disini. Kamu harus ingat bahwa kamu
dibiayai orangtuamu untuk kuliah adalah belajar. Namun jika tidak bisa
dihindarkan lagi, dan akhirnya kamu harus mengalami jatuh cinta di masa kuliah
ini, maka jalanilah proses berpacaran kamu dengan tetap mengingat guideline
yang pernah diberikan oleh orangtuamu. Ambil sisi-sisi positif dari proses
berpacaranmu. Bagaimana caranya? Contohnya gimana?
Kamu bisa menjadikan pacar kamu sebagai penyemangat dalam
belajar. Mungkin kamu bisa berlomba tinggi-tinggian nilai. Contoh lain lagi
adalah, jadikanlah pasanganmu sebagai teman sharing atau bertukar pikiran dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan. Dari sini, kamu akan bisa mengasah pola
pikir dan kedewasaan kamu dalam menghadapi sebuah persoalan.
Serius amat pacarannya? Gak juga deh. Kamu juga boleh kok
santai. Hangout bareng ama pacar kamu. Nonton, atau main ke tempat yang kalian
sukai. Atau bisa juga kok nganterin kamu cari tempat kost baru. Dengan menyikapi proses berpacaran kamu dengan positif seperti ini,
justru secara tidak langsung akan membuka mata kamu, bagaimana pribadi
pasanganmu sebenarnya. Adakah kecocokan, adakah sisi buruk yang masih bisa
ditoleransi dan lain sebagainya. Bukan tidak mungkin justru dengan cara inilah
yang akan membuat kamu langgeng dan bahkan kalian mampu membawa hubungan kalian
ke tingkat pernikahan. Who knows?
Jadi, bolehkah pacaran saat kuliah? Jawabannya adalah
boleh boleh aja. Selama kamu mampu menyikapinya dengan positif dan selalu ingat
dengan tuntunan yang pernah diberikan oleh orangtuamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar